- Olahraga dan gerakan peregangan khusus untuk meredakan nyeri, menambah ruang gerak, dan meningkatkan kekuatan.
- Terapi pijat, ultrasound, atau pemakaian suhu panas dan dingin guna meredakan nyeri otot.
- Berlatih menggunakan alat bantu seperti tongkat, kruk, walker, dan kursi roda.
- Terapi untuk mengelola nyeri.
- Terapi untuk memperkuat sistem peredaran darah.
- Rehabilitasi untuk membiasakan diri dengan anggota tubuh palsu.
Â
2. Terapi okupasi
Ada penyakit dan kondisi tertentu yang membuat pasien tidak bisa melakukan kegiatan sederhana seperti makan, memakai baju, atau menyikat gigi. Terapi okupasi bertujuan untuk membantu pasien yang butuh dampingan dalam menjalani kegiatan tersebut.
Terapi ini fokus mengembalikan gerak motorik halus, fungsi indera, dan kemampuan sejenisnya yang diperlukan pasien untuk hidup secara mandiri. Terapis akan membantu pasien berlatih melakukan kegiatan umum, seperti:
- Melakukan perawatan diri dari mandi hingga memakai baju.
- Menulis dan menyalin catatan.
- Memegang dan mengendalikan alat tulis, gunting, dan lain-lain.
- Melempar dan menangkap bola.
- Menanggapi rangsangan panca indera.
- Menyesuaikan dan menggunakan alat makan.
Terapis terkadang juga menyarankan beberapa perubahan di rumah supaya Anda lebih mudah menjalani kegiatan sehari-hari. Anda mungkin perlu memasang pegangan pada dinding kamar mandi atau mengganti lampu dengan cahaya yang lebih terang.
3. Terapi wicara
Terapi wicara pada rehabilitasi medik dapat menangani berbagai masalah terkait mulut dan bahasa, termasuk kelancaran bicara, bernapas, dan menelan. Masalah ini kerap ditemukan pada anak dengan bibir sumbing, cerebral palsy, dan Down syndrome.
Selain anak-anak, terapi ini juga berguna bagi orang dewasa yang sulit bicara akibat stroke, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, atau demensia. Tujuannya tak lain agar pasien mampu berkomunikasi, menelan, dan bernapas dengan sebaik mungkin.
Terapi wicara dilakukan dengan latihan berkomunikasi, bersuara, serta melafalkan huruf dan kata. Terapis juga memberikan terapi makan dan menelan dengan melatih lidah, rahang, serta bibir guna memperkuat otot-otot di sekitar mulut dan tenggorokkan.
4. Terapi lainnya
Selain terapi fisik, okupasi, dan wicara, berikut jenis terapi lain yang termasuk dalam rehabilitasi medik:
- Terapi kognitif untuk mengatasi gangguan ingatan, pemusatan perhatian, serta aspek sejenisnya yang berkaitan dengan kemampuan berpikir.
- Terapi farmakorehabilitasi dengan memberikan obat-obatan guna memulihkan fungsi fisik atau psikis.
- Terapi rekreasional untuk meningkatkan kesehatan sosial dan emosional melalui seni, permainan, latihan relaksasi, dan terapi dengan hewan.
- Terapi vokasional untuk membangun kemampuan yang dibutuhkan pasien ketika bersekolah atau bekerja.
- Terapi seni atau musik untuk membantu pasien mengungkapkan emosi, meningkatkan kemampuan belajar, dan bersosialisasi.
Rehabilitasi medik adalah serangkaian proses untuk memulihkan fungsi fisik, psikologis, maupun sosial seseorang. Selama rehabilitasi, Anda akan mengikuti rangkaian terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah yang dialami.
Masa rehabilitasi tentu memakan waktu yang lama. Meski demikian, seluruh prosesnya akan membantu pasien dalam menjalani kehidupannya seoptimal mungkin.
Â